Jumat, 14 Oktober 2016

Tak Hafal Gerakan Murid meninggal di kaki gurunya


Nahas nasib Aan Bayu Kurniawan, 14. Remaja asal Dusun Pelangkat, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk, itu tewas Rabu malam lalu (12/10) saat berlatih silat di halaman SDN Macanan 1, Kecamatan Loceret. Diduga, Aan tewas setelah ditendang Ambi Datuna Tawala, 18, pelatihnya. 
Insiden maut itu berawal saat Aan datang di halaman SDN Macanan 1 sekitar pukul 18.30. Bersama teman-temannya, dia hendak berlatih silat di lokasi tersebut seperti rutinitas sebelumnya. 
Meski sudah tiba pukul 18.30, latihan baru dilaksanakan sekitar pukul 20.30. Tepatnya saat Ambi Datuna Tawala, sang pelatih, datang. 
Pada awal latihan, Aan melakukan pemanasan. Kemudian, Ambi memberikan aba-aba agar siswa binaan melakukan gerakan kuda-kuda. 
Saat itu Aan melakukan kesalahan. Dia tidak hafal gerakan yang harus diperagakan. 
Mengetahui siswanya melakukan kesalahan, Ambi spontan menendang Aan tepat di bagian ulu hati sebanyak tiga kali. Tendangan yang diduga cukup keras itu membuat Aan terjatuh sambil memegang perut. ''Awalnya korban dibawa ke mantri desa setempat,'' kata Kasatreskrim Polres Nganjuk AKP Trisno Nugroho.

Selah memeriksa Aan, mantri Ariyo merujuk sang pasien ke RSUD Nganjuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sebab, Aan diperkirakan mengalami luka dalam.
Sayang, nyawa siswa kelas VIII SMPN 2 Loceret itu tidak bisa ditolong. Dia meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. 
''Saat korban sampai di rumah sakit, diperiksa tim dokter dan korban dinyatakan sudah meninggal,'' lanjut pria yang sebelumnya menjabat Kasatreskrim Polresta Probolinggo itu. 
Kejadian tersebut lantas dilaporkan ke Polsek Loceret dan Polres Nganjuk. Setelah melihat kondisi Aan di rumah sakit, polisi lantas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk meminta keterangan kepada beberapa saksi. 
Setelah polisi mendapat keterangan yang lengkap, jenazah Aan yang semula di RSUD Nganjuk dipindahkan ke RS Bhayangkara Moestadjab untuk pemeriksaan lanjutan. ''Rencananya, dilakukan otopsi. Namun, keluarga korban menolak hal ini,'' imbuh perwira dengan pangkat tiga balok di pundak itu. Karena itu, polisi hanya melakukan visum luar.
Bagaimana hasil penyidikan polisi? Trisno menyatakan belum bisa membeberkan itu. Alasannya, hingga tadi malam polisi masih memeriksa sejumlah saksi. 
Ambi hingga tadi malam menjalani pemeriksaan di Polres Nganjuk. Pihak keluarga, ucap Trisno, sebenarnya sudah meng­ikhlaskan kejadian tersebut. Meski demikian, polisi melanjutkan penyelidikan. ''Penyelidikannya terus berlanjut," tegas lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2010 itu. 

Secara terpisah, Kabid SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Nganjuk Sujito yang dikonfirmasi terkait dengan tewasnya Aan mengatakan, secara lisan dirinya sudah mendapat laporan. Hanya, ungkap dia, kegiatan yang diikuti Aan bukan ekstrakurikuler sekolah. Karena itu, disdikpora hanya bisa mengimbau agar orang tua mengawasi putra putrinya. 
''Orang tua harus lebih waspada terhadap anak-anaknya saat mengikuti kegiatan di luar,'' jelas Sujito

sumber: Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar