Sebuah teladan dari seorang wanita Muttaqin yang mempunyai kedudukan tinggi diantara Hamba hamba Alloh
banyak sumber yang menceritakan kisah beliau walopun ada beberapa ketidak samaan dalam mengisahkannya
tapi bukan itu yang mau saya bahas akan tetapi tentang pokok pokok menjadi pribadi yang baik... sebelum kita lanjut pembahasannya,,, akan saya kutib kalimat kalimat beliau yang terkenal...
"Aku tinggalkan cintanya Laila dan Su'da mengasing diri Dan kembali bersama rumahku yang pertama. Dengan berbagai kerinduan mengimbauku, Tempat-tempat kerinduan cinta abadi".
"Kujadikan Engkau teman percakapan hatiku, Tubuh kasarku biar bercakap dengan insani.
Jasadku biar biar bercengkrama dengan tulangku, Isi hati hanyalah tetap pada-Mu jua..."
Jasadku biar biar bercengkrama dengan tulangku, Isi hati hanyalah tetap pada-Mu jua..."
"Sekiranya aku beribadah kepada Engkau Karena takut akan siksa neraka, Biarkanlah neraka itu bersamaku. Dan jika aku beribadah karena mengharap surga,
Maka jauhkanlah surga itu dariku. Tetapi bila aku beribadah karena cinta semata, Maka limpahkan lah keindahan-Mu selalu..."
Maka jauhkanlah surga itu dariku. Tetapi bila aku beribadah karena cinta semata, Maka limpahkan lah keindahan-Mu selalu..."
“Jika aku menyembah-Mu karena takut api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga-Mu maka haramkanlah aku daripadanya. Tetapi jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”
"Kucintai Engkau lantaran aku memang cinta, Dan lantaran Engkau yang memang patut untuk dicintai. Cintaku lah yang membuat rindu pada-Mu, Demi cinta suci ini, bukalah... Tabir penutup tatapan sembahku. janganlah Kau puji aku lantaran ini, Bagi-Mu lah segala puja dan puji..."
Pada saat beliau memanjatkan do'a kepada Allah SWT, beliau sering mendapat bisikan"Jangan engkau bersedih, karena kelak dikemudian hari orang-orang yang dekat denganKu (Allah SWT) akan cemburu melihat kedudukanmu"
konon ia lahir dari keluarga amat miskin, sehingga waktu beliau lahir pada malam hari tanpa ada penerangan sedikitpun dirumahnya dan tak ada kain untuk membalut tubuhnya sewaktu lahir, bukan berarti orangtuanya tak punya tetangga dan tak mau meminta tolong pada tetangga, akan tetapi beliau terlanjur berucap ia tak akan meminta pertolongan selain kepada Alloh SWT.
Beliau lahir diberi nama Rabi'atul-Addawiyah atau dikenal dengan nama Raib'ah...
satu kisah dri sejumlah kisah beliau ketika beliau pergi ke ka'bah...
beliau berdoa, “Oh Tuhan! perlihatkanlah diriMu padaku.” Beliau pun berguling-guling di atas tanah dalam perjalanan itu. Terdengar suara, “Rabi’atul-adawiyyah, hati-hatilah, jika Aku perlihatkan diriKu kepadamu, kamu akan jadi abu.” Rabi’atul-adawiyyah menjawab, “Aku tidak berdaya memandang keagungan dan kebesaranMu, kurniakanlah kepadaku kefakiran (zahid) yang mulia di sisiMu.” Terdengar lagi suara berkata, “Kamu tidak sesuai dengan itu. Kemuliaan seperti itu dikhaskan untuk lelaki yang memfanakan diri mereka semasa mereka kerana Aku dan antara mereka dan Aku tidak ada regang walau sebesar rambut pun, Aku bawa orang-orang demikian sangat hampir kepadaKu dan kemudian Aku jauhkan mereka, apabila mereka berusaha untuk mencapai Aku. Rabi’atul-adawiyyah, antara kamu dan Aku ada lagi tujuh puluh hijab atau tirai. Hijab ini mestilah dibuang dulu dan kemudian dengan hati yang suci berhadaplah kepadaKu. Sia-sia saja kamu meminta pangkat fakir dari Aku.” Kemudian suara itu menyuruh Rabi’atul-adawiyyah melihat ke hadapan. Dilihatnya semua pandangan telah berubah. Dilihatnya perkara yang luar biasa. Di awang-awangan ternampak lautan darah yang berombak kencang. Terdengar suara lagi, “Rabi’atul-adawiyyah, inilah darah yang mengalir dari mata mereka yang mencintai Kami (Tuhan) dan tidak mahu berpisah dengan Kami. Meskipun mereka dicuba dan diduga, namun mereka tidak beranjak seinci pun dari jalan Kami dan tidak pula meminta sesuatu dari Kami.
Dalam langkah permulaan dalam perjalanan itu, mereka mengatasi semua nafsu dan cita-cita yang berkaitan dengan dunia dan akhirat. Mereka beruzlah (memencilkan diri) dari dunia hingga tidak ada sesiapa yang mengetahui mereka. Begitulah mereka itu tidak mahu publisiti (disebarkan kepada umum) dalam dunia ini.” Mendengar itu, Rabi’atul-adawiyyah berkata, “Tuhanku! Biarkan aku tinggal di Ka’abah.” Ini pun tidak diberi kepada beliau. Beliau dibenarkan kembali ke Basrah dan menghabiskan umurnya di situ dengan sembahyang dan memencilkan diri dari orang ramai.
sebuah kisah tentang kemakrifatan beliau dimulai...beliau menghilangkan ketergantungannya akan dunia dan makhluk lain,,, suatu keberserahan total tak pernah takut akan apapun... mampu menjaga kesucian lahir batinyya...
Pernahkah bermimpi yang menakutkan sekali sehingga seakan tak mau tidur lagi karena takut mimpi itu terulang, sedikit sekali Tuhan mengingatkan kita akan keadaan setelah dunia yang menyeramkan yang mana kita akan merasa menyesal karna tak taat sewaktu didunia dan ingin sekali kembali kedunia untuk memperbaiki perilaku kita...
Pernahkah bermimpi amat sangat indah dmana kita belum merasakan keadaan itu didunia, seakan kita mau tidur terus untuk bisa mersakan keadaan tersebut, baru teramat sedikit Tuhan Memberikan gambaran keadaan di alam Baqo' , tapi ketika kita terjaga mudah sekali kita lalai akan hal Taat Kepada Tuhan, seringkali kita tergelincir oleh tiupan angin spoi...