Selasa, 15 November 2016

Curhatan Ima, Staff Ahok Selama 6 Tahun Yang Sangat Menyayat Hati


Whishienadaily - 1 hal yang melupakan ribuan hal yang sudah dibangun untuk perubahan Jakarta. Go Ahead @basuki_btp! Ini bukan soal agama lagi tp sudah ditunggangi orang2 politik yang takut jika Ahok terus lanjut.

Proses hukum sedang berjalan, tujuan demo awal adalah untuk Ahok diperiksa. Padahal Ahok sudah di periksa dan memohon maaf jika salah dalam berucap. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan. Allah saja Maha Pemaaf, dan hanya Dia yang bisa menghakimi.

Saya muslim, tp saya sayangkan banyak sekali yang sumbu pendek melihat hal2 seperti ini. Justru saya malu sendiri ketika ada yang Ngebom membunuh ratusan orang di Bali atau daerah lainnya dengan mengatasnamakan agama, apa agama lain ada yang ribut? Justru yang ada yaitu saling bantu membantu dan memaafkan agar bangsa kita cepat pulih.

Bukan soal saya staf Ahok atau apa, sudah hampir 6 tahun mengikuti perjalanan Beliau bagaimana cemohan "Kafir, Ganyang, Bunuh Ahok dan masih banyak kalimat2 yang tidak pantas seringkali menghampirinya tetapi beliau tetap kerja untuk rakyat Jakarta dan itu semua dilakukan secara Transparan. Itu yang membuat saya bertahan bantu beliau.

Selama 6 tahun itu pula, integritas beliau selalu terjaga. Beliau selalu mengingatkan "gw gak bisa kasih gaji besar seperti staf2 pejabat lainnya, tp yang mau gw kasih adalah ilmu pengetahuan dan kehidupan" . Ini yang membuat saya berasa digaji "sangat besar".

Kerjaan Ahok tiap hari datang pagi mendengar masyarakat mengadu sebelum kerja dan pulang malam bahkan bawa PR sampai kerumah masih saja terus di demo. Ketemu keluarga pun sedikit, semua yang ada dipikirannya adalah membuat keadilan sosial untuk seluruh rakyat, tanpa membeda-bedakan warna kulit, agama dan ras. Kadang saya pikir "kok masih mau ya si bapak kerja utk rakyat dengan cemoham tiap hari"

Demo kemarin bukan hanya soal agama, namun soal karena ada AHOK pejabat yang beda, membuat rakyat Indonesia menstandarkan semua pejabat harus seperti Jokowi or Ahok, ini yang membuat "panas" pejabat2 lama. Dan soal Al Maidah pun menjadi waktu yang pas untuk mereka semua. Karena soal AGAMA lah peluru yang paling pas bagi lawan untuk Ahok.

Dan 3 bulan kedepan adalah masa pilkada yang diikuti Ahok. Tekanan semakin kuat dari seluruh penjuru. Melihat foto Bapak kemarin (4 nov) yang tersebar dan dipermasalahkan banyak orang, saya tahu matanya penuh dengan banyak pikiran. Semalam massa mulai tidak kondusif menuju Pantai Mutiara dan banyak issue jika tekanan Ahok untuk mundur semakin kuat. Sepertinya saya harus whatsapp Bapak untuk menguatkan walau mgkn sudah banyak orang lain yang memberi support.

Saya whatsapp Bapak blg "jangan pernah mundur Pak".
Beliau balas : " Jika negara ini jadi susah, silahkan tangkap dan penjarakan saya. Tapi jangan paksa saya mundur."
Apapun yang terjadi ke depannya, saya percaya itu semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa.
Semangat terus Pak, i stand with you!

Sabtu, 12 November 2016

SURAT TERBUKA MEILANIE UNTUK AHOK


*SURAT MEILANIE UNTUK AHOK*
GREATER, Sidney, Australia -
Dear Ahok, Apa kabar lo hari ini?
Langsung saja Hok. Sebetulnya, tidaklah sulit membuktikan bahwa elo gak salah dalam kasus dugaan penistaan agama di Pulau Seribu. Ada banyak bukti bahwa elo gak bisa disalahkan secara hukum. Bukti-bukti ini bahkan akan menampar pihak-pihak yang sekarang sedang mendiskreditkan elo.
Pihak-pihak tersebut mem-framing seolah-olah dalam pidato itu, elo sedang menafsirkan Al Maidah 51. Padahal, ketika elo mengatakan “…. Bapak-Ibu dibohongi pakai Al Maidah 51…..”, sesungguhnya elo hanya sekedar menyampaikan FAKTA, bukan menafsirkan ayat.
Fakta bahwa Al Maidah 51 memang hanya digunakan sebagai alat kepentingan politik oleh Parpol-parpol Islam. Fakta bahwa di berbagai daerah di pelosok Indonesia, bahkan di daerah mayoritas muslim, parpol-parpol Islam malah mengusung, bahkan memenangkan calon-calon kepala daerah non-Muslim melawan kandidat-kandidat Muslim. Ini bukti-buktinya:
1) Tahun 2012, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tega-teganya mengusung dan sukses memenangkan pasangan cagub-cawagub Cornelis (petahana) dan Christiandy Sandjaya, keduanya Nasrani, di Pilgub Kalimantan Barat yang mayoritas penduduknya (59%) beragama Islam.
2) Tahun 2015, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nekad mengusung dan memenangkan seorang PENDETA Nasrani-Tionghoa, Thes Hendrata, di pilbup Kabupaten Kepulauan Sula yang mayoritas penduduknya (96.94%) beragama Islam. Dua pasang kandidat lawannya seluruhnya beragama Islam.
3) Tahun 2015, PKB mengusung dan memenangkan Danny Missy (Nasrani) di pilbup Halmahera Barat (Nasrani 59.15%, Islam 40.73%).
4) Tahun ini, PKS, PAN dan PBB mengusung Paulus Kastanya (Nasrani) di pemilihan walikota Ambon (Nasrani 48%, Islam 34%).
Keempat kasus ini hanyalah contoh yang bisa gw bantu telusuri di internet, faktanya mungkin lebih banyak lagi kasus parpol Islam mengusung calon non-Muslim di Pilkada.
Lalu kenapa Al Maidah ayat 51 tidak disebut di panggung saat para ustadz dari parpol-parpol Islam mengkampanyekan calon-calon non-Muslim tersebut? Kenapa FPI tidak mengerahkan demonstrasi untuk menentang naiknya Nasrani yang akhirnya menang menjadi Gubernur Kalbar, Bupati Sula dan Bupati Halmahera Barat? Tanya kenapa? Karena, Al Maidah 51 hanya berlaku buat elo, Hok. Spesial pake telor buat ELO. Lo harus terima kenyataan pahit ini.
Tentu saja, inkonsistensi parpol-parpol dan ormas-ormas Islam ini telah mempermalukan kami, umat Islam Indonesia secara keseluruhan di mata pemeluk agama lainnya, termasuk elo. Bahkan, kalau mau jujur, inilah contoh penistaan Al Maidah 51 yang sesungguhnya. Ayat Al-Quran digunakan semata-mata untuk kepentingan politik dan menjatuhkan lawan politik. Sungguh mengherankan, MUI sama sekali tidak ambil pusing dengan penistaan kelas wahid ini.
Yang mereka permasalahkan cuma sebaris kalimat kesrimpet elo, Hok. MUI tutup mata dengan penistaan Islam dan Quran yang dilakukan oleh kalangan internal Islam sendiri. Fakta inkonsistensi penerapan Al Maidah ayat 51 inilah yang terekam dalam alam bawah sadar lo, hingga memicu keluarnya kalimat kontroversial dari mulut ember lo, yang memicu Aksi 4 November itu. Betul tidak?
Nah, sebagai anak bangsa, elo kan punya HAK untuk menyampaikan FAKTA. Betul tidak? Dan tidak ada satu pun pasal UU yang bisa menghukum seseorang yang menyampaikan FAKTA. Anyway, kesalahan elo adalah, elo menyatakan fakta itu dalam kapasitas elo sebagai pejabat publik, bukan sebagai anak bangsa biasa. Dalam hal ini, sebenarnya kesalahan elo hanya sebatas pelanggaran etika pejabat publik. Saat elo minta maaf secara tulus kepada umat Islam, berkali-kali dalam berbagai kesempatan baik melalui media cetak dan elektronik, maka seharusnya masalah sudah selesai. Setidaknya buat gw dan banyak saudara-saudara gw sesama Muslim.
Masalahnya, saudara-saudara Muslim gw yang lain punya sifat lebay tingkat dewa. Dan sekali lagi, kelebayan sodara-sodara gw ini hanya berlaku wa bil khusus buat elo seorang. Ya, ELO. Sewaktu SBY menyebut Lebaran Kuda, mereka santai saja tuh. Padahal SBY melekatkan hari suci umat Islam dengan binatang. Coba kalau yang ngomong Lebaran Kuda tuh elo?
Bahkan, sodara-sodara gw yang lebay ini pun hanya sekedar protes, bukannya demo besar-besaran, waktu Ahmad Dhani menginjak-nginjak lafazh Allah pada siaran live konser Dewa 19 di Trans TV, tahun 2005 lalu. Aksi menginjak-injak lafazh Allah itu cuma satu dari serangkaian aksi penistaan agama Islam ala Ahmad Dhani. Dia juga pakai lafazh Allah di sampul album Dewa, dan memakai semacam tattoo dengan background lafazh Allah di dada telanjang para personel Dewa untuk keperluan promo album mereka.
Padahal, aksi semacam inilah --menginjak, merobek, membakar simbol-simbol agama—yang justru nyata-nyata penistaan agama, kata Kapolri Tito, Gak perlu di-review pakai ahli ini itu, bisa langsung ditangkap. Coba kalo elo yang beraksi injak lafazh Allah, gw gak berani bayangin apa yang terjadi.
Dan yang lebih aneh bin ajaib, di kasus tersebut, MUI bukannya menjatuhkan fatwa penistaan agama kepada Ahmad Dhani, tapi malah meng-islahkan Dhani dan FPI yang sempat memperkarakan Dhani ke polisi. Bayangkan! Begitulah standar ganda tingkat dewa ala MUI. Dhani menginjak-injak lafazh Allah dihadiahi islah, elo kesrimpet satu kalimat diganjar fatwa penistaan agama. Untuk penistaan senyata itu, Dhani cukup meminta maaf, sementara sebaris kalimat lo, diganjar demo ratusan ribu ummat di seluruh pelosok Indonesia. Dhani di-islahkan, sementara elo di-tabayyun-kan pun tidak. Ada apa dengan MUI?
Dan sebagai “mantan” penista Islam, Ahmad Dhani malah diberi panggung istimewa untuk menistakan Presiden RI di aksi 4 November 2016. OMG.
Fyi Hok, in case lo belum tau, sehari setelah Buni Yani mem-viral-kan video editan pidato lo, ketua MUI Ma’ruf Amin dalam kapasitas sebagai Rais Aam NU menyatakan dukungan NU pada pasangan Agus-Silvi. Apa hubungannya sama ember? Ya meneketehe? Namanya juga fyi. For your information.
Doakan saja Hok, ulama-ulama sepuh NU bersedia turun gunung men-challenge fatwa MUI. Fatwa yang gegabah dan belum tentu benar, tegas Buya Syafi’I Maarif di ILC semalam. Ini bukan lagi sekedar soal Ahok. Ini soal menegakkan kebenaran dan keadilan.
Hok, Ini gw kasih tau lo bukti lain, yang bisa lo gunakan buat argumen bela diri. Saat ini sedang beredar viral di dunia maya video dakwah Habib Rizieq yang mengatakan “Dia (ulama bejat) nipu umat pakai Ayat Quran. Dia nipu umat pakai Hadis Nabi”
Jelas dong Hok, ini sudah menunjukkan bahwa kalimat “…. bohong/nipu pakai ayat/Quran/Hadits…” adalah kalimat yang sangat biasa dan bisa diucapkan oleh siapa saja. Termasuk elo dan Habib Rizieq. Kalimat elo maupun Habib Rizieq secara substantif tidak ada bedanya dengan kalimat yang sering diucapkan oleh masyarakat luas: “oleh Dimas Kanjeng, jamaah padepokan dibohongi pakai Ayat-ayat Quran”. Itu sudah.
Lo tinggal suruh team pengacara lo cari bukti di KPUD, dokumen dukungan parpol-parpol Islam terhadap kandidat-kandidat non muslim di berbagai pilkada. Inilah bukti nyata bahwa omongan lo “…. Bapak Ibu dibohongi pakai Al Maidah 51” adalah FAKTA. Tidak ada satu pasal hukum pun yang melarang anak bangsa ini bicara FAKTA.
Video “pakai ayat Quran” ala Habib Rizieq bisa jadi bukti pelengkap. Kasus pengislahan Ahmad Dhani oleh MUI bisa jadi semacam “bukti yurisprudensi”. Dan poin fatwa MUI bahwa elo telah menistakan ulama, adalah another bukti nyata kegegabahan MUI. Dalam pidato lo sama sekali tidak ada kata ulama. Bagaimana bisa MUI menafsirkan “orang” dalam pidato lo sebagai “ulama” tanpa meminta klarifikasi elo sama sekali?
Hok, Kasus elo adalah ujian terbesar yang dihadapi oleh bangsa ini sejak reformasi 1998. Inilah ujian kenaikan kelas kita dalam berdemokrasi. Bahwa elo menjadi tokoh sentral dalam ujian ini, adalah takdir Allah SWT. Apa pun hasilnya, bangsa kita naik kelas atau gagal, nama lo akan tercatat dengan tinta tebal dalam sejarah bangsa ini.
Hok, Lo jangan ge-er. Gw tidak sedang membela elo. Sesungguhnya gw sedang membela kebenaran, keadilan dan memperjuangkan kembalinya akal sehat ke republik ini. Dan kita sama-sama berjuang, agar NKRI tak dicaplok oleh sekelompok kecil umat yang bercita-cita mengganti dasar negara Pancasila. Gw punya kepentingan, elo punya kepentingan, mari kita saling memanfaatkan.
Hok, Jika nanti elo berhasil lolos dari perkara pelik ini, bahkan jika elo berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta, hanya satu pesan gw: JAGA MULUT LO. Ini gw ngomong pake toa, Hok. Please. Kalo perlu, lo gak usah ngomong. Soal ngomong, lo serahin aja sama Aa Djarot. Urusan lo kerja-kerja-kerja, beresin Jakarta. Buatlah ibukota menjadi sekeren Tokyo.
Walaupun untuk itu, gw harus korbankan kepentingan gw sendiri: kebutuhan rutin gw menyaksikan segala celoteh gokil lo yang lebih parah dari Cak Lontong. It was so entertaining liat lo petantang-petenteng ngomong semacam “emangnya ini duit nenek lo”. Gw rela kehilangan itu semua Hok, rela……
Namun, jika elo harus jadi tumbal dari ujian ini, gw sudah menyiapkan stelan hitam-hitam terbaik gw. Untuk gw kenakan saat gw memberi penghormatan terakhir buat lo, seraya memandang sendu langit kelabu. Karena saat itu, gw harus menerima kenyataan, bahwa bangsa ini tidak lolos ujian kenaikan kelas berdemokrasi.
Dengan senyum getir, gw dan ratusan juta anak bangsa ini, akan selalu mengenang, bahwa Bangsa besar ini pernah punya seorang martir bernama AHOK.
##
**Meilanie Buitenzorgy, adalah salah seorang cendekiawan muda Muslimah yang cemerlang, sarjana Sains Statistik dan dan asisten ahli di Institut Pertanian Bogor. Penerima beasiswa international dari Netherlands government melalui STUNED scholarship ini adalah pemegang gelar Master of Science di bidang Environmental Science dari Wageningen University (Netherlands), dan saat ini menjadi kandidat Doctor of Philosophy, di University of Sidney (Australia)
Berbagai jurnalnya di bidang Environmental and Resource Economics telah di exposed berbagai media kelas dunia, salah satunya adalah Conservation Mag yang berbasis di USA dan dipublikasikan di 58 negara. Berbagai institusi pendidikan international, seperti : University of Hawaii (2006), Bogor Agricultural University (2009) and Australian National University (2010), dsb telah mengundangnya untuk mempresentasikan berbagai pandangannya di bidang environmental science.
Profile nya bisa anda cek disini :
**Bantu SEBARKAN Kebenaran ini.
**Orang PINTAR pasti pilih pejabat YANG BENAR. Orang bodoh pasti pilih oknum-oknum BARBAR.
**Untuk melihat posting-posting hebat lainnya, Kunjungi & Like FB Page GREATER INDONESIA

Selasa, 01 November 2016

Mengislamkan Tanpa Bicara ISLAM


Jad, adalah seorang bocah berusia 7 tahun di era tahun 40-a n. Tinggal bersama keluarganya di salah satu apartemen pada sebuah kota di Perancis. Ia terlahir dari keluarga Yahudi yang taat dan berpendidikan tinggi. Ibunya salah seorang professor di universitas terkemuka di Perancis kala itu.
Di salah satu sudut lantai dasar apartemen tersebut, ada sebuah toko kecil "serba ada" yang menjadi tempat bagi warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, termasuk keluarga Jad. Toko itu milik seorang berkebangsaan Turki, Ibrahim, 67 tahun. Seorang yang sangat sederhana, bukan dari kalangan berpendidikan tinggi.
Jad kecil hampir setiap hari berbelanja di toko ini. Bila berbelanja, selalu, tanpa sepengetahuan Ibrahim, --setidaknya begitu persangkaannya--, diam-diam ia mengambil sebuah permen coklat. Sampai suatu hari ia lupa mengambil ( maaf : mencuri ) coklat tersebut.
Ketika melangkah meninggalkan toko, Ibrahim memanggilnya dan berkata, _"Jad, kamu lupa sesuatu, Nak."_ Jad kecil memeriksa belanjaannya. Tetapi, tidak menemukan sesuatu yang terlupakan.
_"Bukan itu,"_ kata Ibrahim. _"Ini."_ Sambil memegang coklat yang biasa diambil Jad. Tentu saja Jad kaget dan ketakutan. Takut bila Ibrahim menyampaikan 'hal memalukan' tersebut ke orang tuanya. Reaksinya, bengong dan pucat.
_"Tidak apa-apa, Nak. Mulai hari ini kau boleh mengambil sebuah coklat gratis setiap berbelanja sebagai hadiah. Tapi, berjanjilah untuk jujur dan mengatakannya,"_
kata Ibrahim sambil tersenyum.
Sejak hari itu, Jad menjadi sahabat Ibrahim. Ia tidak hanya datang menjumpai Ibrahim untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tempat bercerita dan menumpahkan keluh kesahnya.
Bila menghadapi suatu masalah, Ibrahim adalah orang yang pertama diajaknya berbicara. Dan, bila itu terjadi, Ibrahim tidak pernah langsung menjawabnya, namun selalu menyuruh Jad untuk membuka halaman sebuah buku tebal yang tersimpan di sebuah kotak kayu. Ibrahim akan membaca dua halaman tersebut tanpa suara, kemudian menjelaskan jawaban dari masalah yang dihadapi Jad.
Hal tersebut berlangsung selama lebih kurang 17 tahun. Sampai satu ketika salah seorang anak Ibrahim mendatangi Jad dan memberikan kotak tersebut kepadanya sembari membawa berita yang sangat menyedihkan Jad yang saat itu telah menjadi pemuda. Ibrahim, sahabat sejatinya telah berpulang. Wafat.
Kotak berisi kitab itu diterimanya penuh haru. Jad memperlakukannya dengan takzim sebagai representasi Ibrahim.
Satu ketika, saat ia berhadapan dengan satu masalah pelik, ia mengambil kotak dan membuka kitab yang ada di dalamnya, sebagaimana yang sering ia lakukan dengan Ibrahim. Ternyata kitab itu bertuliskan huruf arab. Ia pun memohon temannya berkebangsaan Tunisia untuk menjelaskan makna dari 2 halaman yang dipilihnya secara acak.
Sang teman ini pun kemudian membacakan makna tulisan itu. Sungguh, apa yang disampaikan sahabatnya seakan bagaikan jawaban khusus bagi masalah yang sedang ia hadapi. Jad lalu bertanya kepada sahabatnya: _"Ini kitab apa..?"_
_*"Al-Qur'an*, kitab suci Umat Islam."_
Kaget dan takjub Jad mendengar hal tersebut. Ia langsung bertanya bagaimana syarat untuk menjadi seorang muslim.
Dijawab oleh Si Tunisia : _"Mudah, syahadat dan berusaha menjalankan syariah."_
Hari itu Jad masuk Islam dan mengubah namanya menjadi *Jadullah Al-Qurani*. Dia berjanji untuk mempelajari Al-Quran dengan sebaik-baik dan semampunya.
Tentu saja keluarganya yang beragama Yahudi, terutama Ibunya yang profesor, sulit menerima hal tersebut dan berusaha untuk mengembalikan Jad kepada keyakinannya semula.
Sang Ibu berjuang dengan berbagai cara bahkan mengajak teman-teman dari kalangan intelektual Yahudi untuk memberi pengertian pada Jad. Ini berlangsung selama 30 tahun.
Tetapi, tidak berhasil.
Pengaruh Ibrahim yang bersahaja, ternyata mengalahkan semua orang-orang pintar di sekitar Jad.
Jadullah pernah berkata,
_*"Saya jadi Muslim di tangan seorang lelaki yang justru tidak pernah berbicara tentang agama.."*_
_*"Tak pernah berkata" :*_
_*"kamu Yahudi",*_
_*"kamu Kafir",*_
_*"belajarlah agama"*,_
_*"jadilah muslim"*._
_"Tapi, ia menyentuh saya dengan *AHLAK*, sebaik-baiknya perilaku. Memperkenalkan kepada saya sebaik-baiknya kitab, *Al-Qur'an* "_
Jadullah Al-Qur'ani meninggal di tahun 2003. Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim--lebih kurang 30 tahun--ia telah mengislamkan lebih dari *6 juta orang* di Afrika.
Sementara Ibunya masuk Islam di tahun 2005, di usia 78 tahun, dua tahun setelah meninggalnya sang anak tercinta : *Jadullah Al-Qur'ani.*
Saudaraku...
*Ini kisah nyata yang luar biasa yang sangat inspiratif..terutama bagi para juru dakwah.*
*Apa lagi masih banyak dari saudara muslim kita yang masih suka mengkafir-kafirkan sdr muslim yang lain... hanya beda cara memaknai sebuah, atau beberapa ayat Al Qur'an atau hadits...*
Semoga kita termasuk muslim yang Rahmatan lil'alamin... dan Islam itu Perintah ALLAHdalm Al qur an.. harus TOLERANSI : LAKUMDINUKUM WALIYADIN